source from google Bebek merah itu berhenti menderu. Fayad lantas menghambur ke ambang pintu. Dengan ekspresi lugu, menyambut sosok yang baru saja turun dari motor itu. Rahman tersenyum menyadari kehadiran Fayad di sana. Ia menghampiri putra bungsunya itu dan bersimpuh. “Tebak, Bapak bawa apa buat Fayad?” Ia mengedikkan kepalanya ke belakang, seolah menunjuk kedua tangan yang tersembunyi di sana. Kening Fayad mengenyit dalam. Meski sudah tahu dan akan selalu tahu jawaban atas pertanyaan itu, ia menatap bapaknya dengan ekspresi berpikir. Menikmati teka-teki yang diajukan Rahman. “Sekallang mobil-mobillannya wallna apa, Pak?” Tawa Rahman berderai saat Fayad langsung mendorongnya ke inti pembicaraan. Gaya bicara Fayad yang sedikit terbata membuatnya semakin merasa geli....