Judul: Pertemuan Jingga
Penulis: Arumi E
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 250 halaman
Harga: Rp56.500,-
Rilis: Desember 2014
ISBN: 978-602-03-1194-4
Perempuan pencinta bangunan dan laki-laki pencinta tumbuhan
Bertemu kala matahari berubah jingga menawan
Di Bukit Merah tempat cabai disemai
Tersimpan misteri yang mengusik damai
Bukit Merah. Begitulah mereka menyebut area pertanian cabai di Megamedung
itu. Anthea, arsitek junior yang bekerja di kantor konsultan desain, tiba-tiba
harus menjadi pengawas lapangan pertanian –tugas yang bertolak belakang dengan
keahliannya. Awalnya ia meremehkan tempat yang jauh dari keramaian kota dan
memaksanya bekerja dengan orang-orang desa itu. Namun kala misteri dan masalah
pelik datang silih berganti, Anthea tahu tugasnya tak bisa dianggap enteng.
Beruntung ia tak harus berjuang sendirian. Bastian si pencinta tumbuhan,
sosok menawan yang sering mengajaknya berdebat selalu menemukan jalan untuk
menjadi dewa penyelamat. Sanggupkah mereka mengatasi segala masalah yang
mengusik kedamaian Bukit Merah? Dan tatkala secercah cinta tumbuh di antara
keduanya, mana yang harus dikalahkan–gengsi atau masa depan?
”Kamu berutang jawaban padaku.”
“Utang jawaban apa?”
“Pertanyaanku setahun yang lalu. Kamu masih
ingat kan? Lalu apa jawabanmu sekarang?
“Tolong ulangi lagi pertanyaanmu.”
Aku gak sengaja nih baca novel iniiii (gak sengaja gimana caranya sih thor? -_-)
eh salah, lebih tepatnya gak ada niat buat beli novel ini, tapiiii ada pendapat
salah satu pembaca tentang novel ini yang bikin aku tanpa pikir panjang
langsung beli ini novel. Mau tahu apa? Iyaaa, aku baca katanya novel ini
mengingatkan kita bahwa memendam rasa jauh lebih baik daripada pacaran. Nah
kaaaan, kebetulan banget itu! (Kebetulan apa?) Iya, kebetulan aku lagi
ngebingungin itu :$ (Cieee authooor :3) Syudah syudah, kalian bisa tenang kan
der (?) aku mau mulai bercerita niih :v
Novel ini mengisahkan tentang seorang arsitek junior, Anthea yang tiba-tiba
dipindahtugaskan oleh atasannya ke Megamendung di Bogor. Tidak hanya itu saja,
bukan hanya tempat kerjanya yang berbeda, tapi pekerjaan yang harus digelutinya
pun sangat bersebrangan karena di Megamendung ia harus menjadi pengawas
lapangan pertanian. Lulusan arsitektur harus bekerja di bidang pertanian? Yah,
tapi emang kebanyakan di lapangan gitu ya, pekerjaan tidak sesuai dengan
background pendidikan, tapiii kalo aku sih pengennya sesuai, aku mau jadi
editor, translator, sama best author *eh (iiihhh author cita-citanya nyasar -_-
| iiihh bukan cita-citanya yang nyasar L). Semangatnya untuk mengejar karier
menjadi arsitek profesional luluhlantah dalam sekejap. Antara menerima atau
menolaknya, ia tak tahu, dua pilihan yang berbeda itu masing-masing memiliki
konsekuensi yang harus ditanggungnya. Andai dihadapkan pada buah simalakama,
Manakah yang kau pilih? Karena tak ingin menjadi pengangguran, ia memilih
untuk pergi ke Megamendung dengan mengorbankan impiannya. Emang iya sih, nyari
kerja itu susaaaaah banget, persaingannya ketat banget, apalagi
permintaan agregat akan salah satu faktor produksi ini gak seimbang dengan
meningkatnya jumlah angkatan kerja baru yang setiap tahun bertambah (eh eh ini
author kenapa jadi ceramah -_- (?) kayak yang pernah nyari kerja aja -___-)
TITIK NOL. Saat semua harus dimulai dari awal lagi, Di sini, sebuah
keyakinan diuji. Bersama teman sekantornya di Jakarta, Niken, ia memulai
hidup baru di desa yang jauh dari keramaian itu. Bukan hanya jauh dari
keramaian, tempat yang dinamai Bukit Merah itu juga penuh dengan misteri yang
mengusik kedamaian hari-harinya di Megamendung. Mulai dari desas-desus tentang
hantu yang selalu berkeliaran di mesnya, jejak harimau jadi-jadian yang merusak
cabai yang telah susah payah ditanam, hingga kehebohan Yayah yang dikejar-kejar
hantu wangi dan cantik di sebuah villa kosong. Satu per satu misteri yang
memberi warna-warni hidupnya di kota hujan itu berhasil ia kuak sebenar-benarnya,
bersama Bastian tentunya. Bertahanlah, Badai Sedahsyat apa pun, Hadapilah,
Aku di sini menjagamu.
Bastian?
Yaaaaa. Aahhhh lagi-lagiiii, aku naksir sama tokoh fiksiii T____T setelah suka
setengah mati sama Zhongwen di Assalamualaikum Beijing, Tama di Rona Hidup
Rona, Etienne di Anna and The French Kiss dan lain-laiiiiin, sekarang aku suka
sama Bastiaaaan :3 insyinyur pertanian yang melesat jauh dari perkiraan Anthea,
sosok menawan pencinta tanaman yang sedikit pun tak pernah terpikir akan ia temui
di desa itu. Lelaki yang selalu membuat perasaannya naik turun, kesal, kagum,
bahkan marah. Lelaki berahang kukuh yang bukan hanya pandai menanam bibit cabai
di lahan seluas empat hektare itu, tapi juga telah berhasil menanam benih cinta
di tempat tersembunyi dalam diri Anthea, ya di hatinya. Iyaa, Bastian juga udah
nanam benih cinta di hati akuuu =)) :v (author paraaah -___- pulang aja yuk?)
JEJAK JINGGA. Setelah kamu pergi, Jejakmu akan
tetap ada, Dalam hatiku. Namun, sayang sekaliiii, saat segalanya mulai
membaik, saat pelan-pelan akan terjadi sesuatu, Anthea memutuskan untuk
meninggalkan Megamendung. Anthea ingin pulang. Anthea rindu keramaian Jakarta.
Anthea ingin kembali merasakan kehangatan rumahnya. Anthea harus mengejar passion
terbesarnya, arsitek. Ia pergi meninggalkan Bukit Merah itu. Ia
pergi meninggalkan Megamendung. Ia pergi meninggalkan Bastian yang bahkan tak
ingin melihat kepergiannya. “Aku memang kurang suka dengan momen perpisahan.
Dan besok saat melihatmu pergi dari sini, rasanya pasti bukan main. Lebih baik
aku yang pergi duluan. Apa pun yang kulakukan, pada akhirnya kamu akan tetap
pergi, kan? Dan kita belum tentu akan bertemu lagi.”
Sebait cinta yang baru saja mulai bersemi.
Sejumput rasa yang tumbuh merimbun. Bibit cinta yang secara diam-diam ditanam
Bastian di hatinya, bukan ia tak menyadarinya, sungguh bukaaaaan >_< Tapi
karena ada kekuatan lebih besar yang mengalahkan sesuatu yang mekar dan
bersembunyi di hatinya, ya arsitek! Mimpinya untuk menjadi arsitek. Dan,
ada satu alasan lagi yang semakin menguatkannya untuk tak menghiraukan perasaan
yang sebenarnya selalu mengganggunya, perkataan Niken, “Pacaran itu dilarang
agama. Pacaran itu lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Berteman saja.
Jangan main perasaan. Hati jadi lebih aman. Jangan menyerahkan seluruh hati
kita kepada laki-laki. Cinta nomor satu tetap kepada Allah.”
PERTEMUAN DUA PENCINTA.
Saat mobil yang ditumpanginya melewati kawasan puncak, getar-getar samar
menyentil sesuatu di hatinya. Megamendung, Bukit Merah, Niken, apa kabarnya?
Lalu sejumput rasa di hatinya berdesir lembut mengingat sosok lelaki menawan
itu, Bastian. Mobil yang membawanya ke lokasi tempat sebuah villa rancangannya
akan dibangun itu berhenti tak jauh dari sebuah perkebunan bunga. Ketika ia
tengah memandang hamparan lahan kosong, seseorang membuatnya terpukau. Ini
adalah takdir?
Novel ini menurut akuuuu, gimana ya? Secara
keseluruhan sih, baguuuuus bangeeeettt (y), pesannya dapet banget. Tapi,
kalau novel ini disebut novel islami kayaknya menurut aku gak terlalu cocok deh
._.V Meski emang sih, karakterisasi tokohnya ada bumbu-bumbu agamis gitu,
tapiii kurang kental, gak sekental novel islaminya Asma Nadia atau Kang Abik,
de el el ._. Dari segi diksi sih menurut aku bagus ya tapi kalo penyajian, ada
beberapa detail yang menurut aku sih yaaaa, gak terlalu penting dan bahkan
tidak mempengaruhi jalan cerita ._. ada typonya juga, di halaman 211 waktu
Niken hilang.
Tapiiii, aku gak nyesel kok beli novel ini,
aaahhh Bastian great pokonyaa :3 jadi Bastian kayaknya nyesek ya ._.
meski gak sampe galau berhari-hari sehabis baca novel ini, tapi aku cukup
dibawa hanyut sama ceritanya (hanyut kemana thor? Ke sungai Nil? -_- | aduh ini
reader gak ngasih banget kebebasan buat author berekspresi -,- (?)), apalagi
ada beberapa scene antara Anthea sama Bastian yang menurut aku soswit banget
heheeeehee XD
Overall, sekali lagi, it’s
a relly good and recommended book. Serius d^_^9
Kayaknya cukup deh ya, aku bingung, gak tau mau
ngetik apa lagi ._. speechless nih, eh typeless kali ya (?) Lebih lengkapnya,
kalian para reader segera pergi ke toko buku terdekat dan beli bukunya di sana,
inget ya jangan ke toko obat apalagi ke warung nasi, tapi kalo tukang obat sama
tukang nasi punya novelnya sih gapapa, kalian bisa pinjem, jadi lebih ramah
dompet kan? Tuh kan tambah ngaco -_- yasyudahlah author mau pamit dulu, semoga
tulisan ini ada manfaatnya meskipun cuma secuil hehe :D buat bonusnya, ada
beberapa scene yang aku garis bawahi hehehe, mau tauuuu? Okay check it out
>>
Andai dihadapkan pada buah simalakama, Manakah
yang kau pilih? (hlm. 8)
Saat semua harus dimulai dari awal lagi, Di
sini, sebuah keyakinan diuji (hlm. 13)
Lebih baik berhadapan langsung, dengan orang
yang mengkhianatimu, Karena ditusuk dari belakang, Sakitnya bukan main (hlm. 63)
“Pacaran itu dilarang agama. Berdasarkan
pengalamanku, cowok itu hanya terlihat baik pada awalnya. Saat bosan, dia pergi
begitu saja dengan cara menyakitkan.” (hlm. 95) note: maaf ya cowok (?), bukan
aku nih yang bilang, tuuuuh Anthea :v
Hati selalu punya cara sendiri, Untuk
melenyapkan segala prasangka (hlm. 110)
Rapal doa sebanyak-banyaknya, Kemudian....
Biarkan Allah yang menjagamu (hlm. 135)
“Aku harus melindungi kamu. Kamu tanggung
jawabku.” (hlm. 153) tjiyeee Bastiaan :3 :v
Semua tanya ada jawabnya (hlm. 199)
Setelah kamu pergi, Jejakmu akan tetap ada,
Dalam hatiku (hlm. 226)
“Aku memang kurang suka dengan momen
perpisahan. Dan besok saat melihatmu pergi dari sini, rasanya pasti bukan main.
Lebih baik aku yang pergi duluan.” (hlm. 227) ini waktu si Anthea mau pergiiii
T___T
“Apa pun yang kulakukan, pada akhirnya kamu
akan tetap pergi, kan? Dan kita belum tentu akan bertemu lagi. Dunia kita kelak
akan terpisah jauh. Bidang pekerjaan kita bertolak belakang. Jadi, kemungkinan
kita bertemu lagi sangat kecil.” (hlm. 227)
“Jangan bicara sembarangan. Tak perlu ada pesan
terakhir karena selalu ada kesempatan bagi kita untuk bertemu lagi suatu saat
nanti.” (hlm. 231)
“Laki-laki baik tidak akan menggantung perempuan
yang disukainya dengan status tidak jelas. Itu sama saja dengan tidak
menghargai. Laki-laki pemberani harus menghadap orangtua perempuan yang
disukainya untuk meminang perempuan yang dia yakini terbaik untuk menjadi
pendamping hidupnya. Dan aku berani bilang, aku adalah laki-laki yang baik dan
pemberani.” Bastian :3.
Terima kasih Resensinya yaaa ^_^
BalasHapusAaahh ini penulisnya? Aduh jadi maluuu hehehe :$
BalasHapus