source from google |
Judul : Mencarimu
Penulis : Retni S.B.
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal Buku : 298 halaman
Cetakan Pertama : Mei 2014
Cetakan Pertama : Mei 2014
ISBN : 978-602-291-024-4
Harga : Rp. 49.000,-
Aku harus menyelesaikan misiku: menemukan Bapak dan
menghabisi gangguan psikis yang telah memenjarakanku selama tiga tahun
terakhir.
Uhm .... Mungkin aku bisa memulainya melalui Rakho.
Aku ingin menyelinap di antaranya, untuk kemudian lenyap. Sederhana saja.
Tapi, kenyataannya tidak sesederhana itu. Terlalu
rumit bahkan, untuk sebuah perjalanan panjang yang serba mengejutkan ini.
Matahari. Merantau ke Jakarta untuk mencari seseorang
yang membuat dirinya ada. Ya, sosok Bapak. Namun, belum juga misi pertamanya
itu kelar, ia malah dengan ceroboh disandung peliknya sebuah persoalan. Apalagi
kalau bukan cinta, bukan? Bukan hanya cinta, satu demi satu masa lalu tentang
sang Ibu, yang tentunya berkaitan pula dengan dirinya, sedikit demi sedikit
terkuak. Saat kenyatan yang bertahun-tahun dicarinya semakin menyeruak, saat
itu pula sedikit demi sedikit relung hatinya tersayat. Matahari terperangkap di perjalanan yang bahkan, rutenya ia ciptakan sendiri.
Penulis kayaknya seorang traveler deh, ya. Kalau
pun bukan, berarti dia hebat deh dalam mendeskripsikan suasana tempat demi
tempat yang ada dalam cerita. Berasa keliling Indonesia pokoknya. Bersama Matahari,
Rakho, dan Owan tentunya.
Yups, jika kalian menebak ada cinta segitiga di
antara mereka, sama sekali itu bukan tebakan yang salah. Tapi bagaimana alur
segitiga yang mengungkung mereka, nggak akan aku ceritain. Spoiler dong.
Haha.
Penulis memiliki diksi yang kaya. Juga cara meramu
kata yang tak membosankan. Cenderung puitis malah. Dijadikan quote-quote gitu
juga cocok banget. Aku suka pokoknya. Makanya banyak yang aku highlight
loooh. Hehehe.
Cuma satu yang kurang terasa sreg gimana gitu. Berkaitan
dengan sudut pandang yang digunakan di sini, yaitu orang pertama. Nggak ada
yang salah dengan penggunaan POVnya, tapi aku merasa si orang pertama di sini,
baik saat berada di posisi Matahari maupun Rakho, si tokoh seakan asyik
sendiri. Menurutku juga, penokohan antara yang satu dengan yang lain seakan
sama, apalagi dalam dialog. Contohnya, penceritaan saat Rakho sedang selftalk
terasa kurang nyaman karena cara dan penjiwaan selftalk terasa sama
dengan saat bagian selftalk si Matahari. Padahal di sini kan ceritanya
si Rakho itu laki bangettt. Hehe
Overall, aku suka baca buku ini. Karena diajak berkeliling ke banyak tempat
oleh penulis. Wihihi :D
Rakho dan Matahari, traveler yang sama-sama tersesat dalam perjalanan yang mereka arungi. Mereka sadar. Ingin berpura-pura saja jika mungkin. Namun mereka tak boleh. Sama sekali.
Traped on the Trip.
Komentar
Posting Komentar