Langsung ke konten utama

[CREATE IT] Surga bagi para Bibliofil di New York!

source from here

Buku adalah jendela dunia. Namun bagi para bibliofil, buku memiliki makna tersendiri, yang tentu saja, kedalaman nilainya tergantung pada pengalaman masing-masing. Buku bagi mereka adalah jiwa. Makin banyak buku yang disantap, kian meruahlah kekayaan yang menggenangi jiwa mereka. Bahkan, setiap huruf yang tercetak pada lembaran kertas di dalamnya adalah penentu yang cukup fundamental untuk merepresentasikan dirinnya. Oleh karena itu, tentu sangat tepat jika Hasan al-Banna mengatakan, bahwa “Jika engkau ingin mengenali seseorang, kenalilah dari buku-buku di perpustakaannya.

Hal itu menjadi penyebab tak sedikitnya para bibliofil yang mempunyai selera, cara, maupun gaya khusus hanya untuk memburu buku. Ini adalah kondisi yang sangat potensial untuk dimanfaatkan oleh para pebisnis yang ingin bergelut dalam bidang jual-beli karya literasi. Pernyataan dari salah satu penulis best-seller nasional, yakni Ika Natassa harus juga menjadi pertimbangan penting. Penulis yang sudah meluncurkan tujuh novel itu mengatakan, bahwa “There’s always something undeniably romantic about bookstores.” Bahkan di lain paragraf ia menambahkan bahwa, istilah ‘toko buku’ terlalu ‘sepele’ untuk bisa mewakili apa sebenarnya sebuah toko buku. Sebab, orang-orang datang ke toko buku tidak sekadar untuk membeli buku, melainkan mereka ingin membeli ‘pengalaman’ dan ‘makna’. Oleh karena itu, adalah keharusan bagi para pebisnis yang akan terjun ke dalam ‘dunia bisnis’ ini, untuk terlebih dahulu menguasai sudut pandang para bibliofil yang akan menjadi ‘partner’ kebertahanan usahanya.

            New York adalah salah satu negara yang bisa menjadi surga bagi para bibliofil. Hal ini karena ada lebih dari seribu toko buku di kota New York, besar maupun kecil, yang menawarkan karakter uniknya masing-masing. Dahaga para bibliofil yang berangkat dari ketertarikan akan jenis buku yang berbeda, akan lepas cukup dengan menginjakkan kaki di satu kota saja.

            192 Books di Chelsea misalnya, dengan cerdas mengusung pertemuan antara seni dan sastra. Tak heran jika di sana sering diadakan mini pameran seni disertai pajangan buku-buku yang relevan dengan usungan temanya.

source from here
source from here


Di jantung wilayah SoHo ada McNally Jackson yang bahkan melibatkan para pegawainya untuk memilih buku secara personal untuk disimpan di rak tempat mereka memajang staff picks. Bukan hanya itu, ada reading nooks yang secara khusus disediakan di toko buku dua lantai ini, sehingga pengunjung bisa memindai isi buku sebelum memutuskan untuk pergi ke kasir dan membawa pulang.

source from here

Pun, ada toko buku yang sangat memperhatikan komunitas pembaca yang ada di New York. Adalah GreenLight di Brooklyn yang menunjukkan atensinya dengan cara selalu menyediakan rancangan kegiatan untuk para komunitas pembaca.

source from here

Banyak juga toko buku yang mengkhususkan diri pada topik atau koleksi tertentu. Para kolektor yang hobi memburu buku-buku bekas edisi cetakan pertama akan sangat betah berkunjung ke Westsider Rare & Used Books di Broadway. Unmeable Books di Vanderbilt Avenue dengan lantai basement-nya yang remang-remang namun menjadi tempat banyak acara pembacaan puisi dan karya-karya sastra. The Mysterious Bookshop di Tribeca akan menjadi surga bagi pecinta buku misteri dan detektif, mulai dari yang sudah banyak dikenal, buku-buku lama yang sudah tak dicetak lagi, sampai berbagai koleksi terkait Sherlock Holmes, pun karya fiksi yang tidak ditulis Sir Arthur Conan Doyle namun masih berhubungan dengan karakter ciptaannya. Hingga penggemar graphic novels yang bisa berkunjung ke BookCourt di Brooklyn untuk menelusuri koleksi di sana.

source from here
Westsider Rare & Used Books bagian dalam (dari sini)

source from here
Unmeable Books bagian dalam (dari sini)

source from here

Mysterious Bookshop bagian dalam (dari sini)

source from here

Book Court bagian dalam (dari sini)

Lebih unik lagi, ada toko buku yang bukan hanya menjadi tuan rumah pertemuan book clubs, pun sekaligus merangkul kelompok menulis. Adalah Word di Brooklyn. Toko buku ini memang kecil dan baru berdiri selama delapan tahun. Namun, koleksinya yang terkurasi dengan baik dan ‘beda’ menjadi ciri khas yang mampu memikat perhatian para pecinta buku secara kilat. Tak cukup hanya itu, pojok ‘Between the Covers: A Matchmaking Service for Book Lovers’ menjadi daya tarik lain  yang membuat para pembaca betah berlama-lama di sana. Between the Covers: A Matchmaking Service for Book Lovers adalah semacam program biro jodoh yang digagas Word setelah suatu hari didatangi pelanggan. Saat itu pihak Word ditanyai pelanggan tentang seorang laki-laki yang memilih jenis buku yang serupa dengan yang disukai pelanggan yang bertanya. Manajer Word tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena tak mengenali semua pelanggannya. Oleh karena itu, mulai digagaslah Between the Covers untuk menangani kejadian serupa. Between the Covers adalah berupa pin board di salah satu sudut toko yang selalu penuh ditempeli potongan kertas putih. Pada kertas tersebut memuat informasi berupa data diri, jenis buku favorit, hingga kontak yang bisa dihubungi.

source from here

Word bagian dalam (dari sini)


Terdapat sangat banyak karakter toko buku di New York yang wajib dijadikan referensi oleh para bibliofil, pun kalangan pengusaha bisa menduplikasi ‘kepekaan’ para pengusaha di New York dalam merancang toko buku di sana. Toko yang bukan hanya menyajikan deretan buku, namun sekaligus menawarkan makna yang bisa menjadi nutrisi untuk memperkaya jiwa.
Berdirinya lebih dari seribu toko buku dengan keberagaman ciri khas tersebut, merepresentasikan kekayaan jiwa yang menggenangi kota New York. Adalah seperti yang dikatakan Cicero, bahwa, ‘a room without books is like a body without soul. Pun berlaku hukum sebaliknya untuk adagium ini, dan New York adalah salah satunya.

Jadi, wahai kaum Bibliofil, toko buku mana yang sangat sesuai dengan ketertarikanmu untuk disinggahi saat ke New York nanti?
Barengan ya, nanti kita terbang ke sana nya? Aamiin!



Puuunn, di balik diracik dan dipost-nya tulisan ini, tentu saja ada referensi utama yang begitu luar biasa. Di novel ini, Mbak Ika Natassa benar-benar membawaku berkelanana mengelilingi kota New York yang indah! Mudah-mudahan aku bisa benar-benar ke sana, someday, aamiin!
Inspirasi yang menggelitikku untuk menulis ini, adalah tentu saja dariii, novel The Architecture of Love-nya Mbak Ika Natassa! Ini dia, bukunyaaa. Mudah-mudahan bisa menyusul post review-nya. 








Salam! ^_^


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[TASK] Proposal Usaha (Kewirausahaan)

Ini tugas bikin proposal waktu kelas sebelas hihi :3 Gak tau bener gak tau nggak soalnya dulu gak sempet direview sama gurunya -,- Disusun oleh: Asti Nurhayati Sri Isdianti Kelas XI-AP4 SMK Negeri 1 Garut 2012-2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Nama dan Alamat Perusahaan Toko Buku   “27 RADAR” Jl.   Radar   No. 27 Garut B. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Usaha Ø     Penanggung jawab 1: Nama : Asti Nurhayati Nurjaman   TTL : Garut, 19 Agustus 1996   Ø      Penanggung jawab 2: Nama : Sri Isdianti TTL : Garut, 12 September 1996   C. Informasi Usaha          Usaha toko buku yang kami kelola ini berada di Jl.   Radar   No. 27, merupakan lokasi yang sangat strategis yang berada di pusat kota Garut ini, bisa dengan mudah dijangkau oleh kendaraan apapun. Juga terletak di antara banyaknya pusat perkantoran serta sekolah-sekolah sehingga menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi kami karena berdekatan dengan banyak

[BOOK REVIEW] Sejarah Ekonomi Dalam Islam

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Judul: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Penulis:DR. Euis Amalia, M.Ag Penerbit: Gramata Publishing Tebal Buku: xiv + 322 halaman ISBN: 978-602-96565-1-0 Harga: Rp. 69.000,- Sumber gambar: goodreads Ada kesenjangan epistemologi yang mengemuka lebar tatkala ingin menampilkan literatur sejarah pemikiran ekonomi. Nilai fairness dan transparansi seolah sulit untuk dibuka ketika dihadapkan pada siapa menemukan apa karena bermuara pada “otoritas klaim.” Fakta-fakta ironis menyebutkan bahwa seringkali hasil karya ilmuwan muslim kita diabaikan oleh sarjana barat, padahal mereka sendiri secara implisist mengakui banyak karyanya telah diilhami oleh  pemikir Islam atau karya mereka tidak pure lagi karena sebelumnya sudah diketemukan teori oleh sarjana muslim. Hanya bisa dihitung dengan jari penulis-penulis barat yang mengakui bahwa konsep-konsep atau teorinya berasal dari pemikir Islam. Secara simplistis saja,

[BOOK REVIEW] Early Lari Dari Masa Lalu

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Judul: Early Penulis: Syafrina Siregar Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tebal Buku: 200 halaman Cetakan Pertama: Juli 2013 ISBN: 978- 979-22-9611-2 Harga: Rp. 35.000,- Sumber Gambar: goodreads Lari dari masa lalu memang melelahkan. Apalagi buat Early yang nekat melarikan diri ke sebuah kota yang sama sekali tak dikenalnya. Bergantung pada Marco, lelaki tampan yang baru dikenalinya, justru membawanya ke dunia yang jauh lebih indah. Early sangat menikmati hidupnya. Tapi tiba-tiba pekerjaan mengharuskannya kembali ke kota tempat masa lalu menghantuinya. Ternyata masa lalu memang masih mengejarnya. Manto, yang berusaha dienyahkannya dari mimpi buruknya, sudah menyiapkan rencana jahat untuk Early. Sementara ibunya sendiri sama sekali tak mampu melindunginya. Sementara Mitha, yang pernah sangat baik dan banyak membantu Early, sedang jatuh cinta. Bagaimana kelanjutan hubungan Early dengan Marco? Siapa yang