Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

[BOOK REVIEW] Man Shabara Zhafira

Judul                             : Ranah 3 Warna Penulis                          : A. Fuadi Penerbit                        : G ramedia Pustaka Utama Tebal Buku                   : xiii + 473 halaman Cetakan Pertama          : Januari 2011 ISBN                            : 97 8 - 979 - 22 - 6325-1 Harga                            : Rp. 65.000,- Sumber Gambar          : wikipedia Alif baru saja pindah dari Pondok Madani. Dia abhkan sudah bisa bermimpi dalam bahasa Arab dan Inggris. Impiannya? Tinggi betul. Ingin belajar teknologi di Bandung seperti Habibie lalu merantau sampai ke Amerika. Dengan semangat menggelegak dia pulang kampung ke Maninjau dan tak sabar ingin segera kuliah. Namun kawan karibnya, Randai, meragukan Alif mampu lulus UMPTN. Lalu dia sadar, ada satu hal penting yang dia tidak punya. Ijazah SMA. Bagaimana mungkin mengejar semua cita-cita tinggi tanpa ijazah? Terinspirasi semangat tim dinamit Denmark, dia mendobrak rintangan berat. Baru saja d

[CREATE IT] Tanda Tangan

source from here “Tanda tangan macam apa ini? Parah! Kamu nggak mungkin bisa jadi pengusaha kalau begini!”             Kalimat yang meluncur dari sana, bagai kerikil yang menghujani ubun-ubun. Lalu menembus dan satu per satu tertohok di ulu hatinya. Kedua tangannya terkepal. Pria itu telah melukai harga dirinya. Sangat dalam. Hingga ia benar-benar ingin menghabisi perut gempal itu dengan sekali tinjuan.             “Di perkuliahan selanjutnya, saya ingin kalian berubah. Dimulai dari tanda tangan.”             Sepeninggal Bambang, ruangan menjadi riuh. Bahasan akan tanda tangan menjadi perbincangan. Terdengar seruan girang dari mereka yang tanda tangannya mendapat pujian. Tak sedikit pula cibiran sebal serta tawa dari mereka yang bernasib sebaliknya.             Bambang menuturkan bahwa kesuksesan berawal dari hal-hal kecil dalam hidup. Termasuk tanda tangan. Tanda tangan yang baik menurutnya, adalah yang dimulai dari bawah kemudian melesat ke atas dengan tingkat ke

[CREATE IT] Jangan Lama, Pak.

source from google Bebek merah itu berhenti menderu. Fayad lantas menghambur ke ambang pintu. Dengan ekspresi lugu, menyambut sosok yang baru saja turun dari motor itu.             Rahman tersenyum menyadari kehadiran Fayad di sana. Ia menghampiri putra bungsunya itu dan bersimpuh. “Tebak, Bapak bawa apa buat Fayad?” Ia mengedikkan kepalanya ke belakang, seolah menunjuk kedua tangan yang tersembunyi di sana.             Kening Fayad mengenyit dalam. Meski sudah tahu dan akan selalu tahu jawaban atas pertanyaan itu, ia menatap bapaknya dengan ekspresi berpikir. Menikmati teka-teki yang diajukan Rahman. “Sekallang mobil-mobillannya wallna apa, Pak?”             Tawa Rahman berderai saat Fayad langsung mendorongnya ke inti pembicaraan. Gaya bicara Fayad yang sedikit terbata membuatnya semakin merasa geli. Dengan nada jahil ia balik bertanya, “Fayad yakin Bapak bawa mobil-mobilan?”             Fayad mengangguk mantap.             “Bapak kalah lagi, deh.” Rahman m