Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

[BOOK REVIEW] Jodoh dan Pernak-Perniknya

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Judul                             : Halaqah Cinta Penulis                          : @teladanrasul Penerbit                       : QultumMedia Tebal Buku                   : vi + 302 halaman Cetakan Pertama         : Februari 2014 Cetakan Kesebelas      : November 2015 ISBN                              : 97 8 - 979 - 017 - 280-7 Harga                           : Rp. 52.000,- Sumber Gambar         : surgabuku.com Pengen cepet ketemu jodoh? 6 hal penting dalam buku ini perlu kamu tahu. ·          7 manfaat menikah yang bisa membuatmu lebih bahagia dan sukses dunia-akhirat; ·          7 masalah yang membuat seseorang telat nikah plus solusinya; ·          8 aspek perbaikan diri biar cepet ketemu jodoh yang kamu inginkan; ·          7 hikmah saat berikhtiar mencari jodoh biar kamu nggak gampang putus asa dan tetep optimis; ·          9 rahasia yang memudahkanmu berjalan menuju gerbang pernikahan;

[BOOK REVIEW] Man Jadda Wajada

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Judul                            : Negeri 5 Menara Penulis                          : A. Fuadi Penerbit                        : G ramedia Pustaka Utama Tebal Buku                   : 423 halaman Cetakan Pertama          : April 2011 (Versi hard cover ) ISBN                            : 97 9 - 979 - 22 - 6670-9 Harga                           : Rp. 135.000,- Sumber Gambar          : goodreads Seumur hidupnya Alif tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya dilalui dnegan berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, main bola di sawah, dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba dia harus melintasi punggung Sumatera menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah ibunya: belajar di pondok. Di hari pertama di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man

[BOOK REVIEW] Sejuta Cerita di Balik Kereta

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Judul                      : The Girl on the Train Penulis                    : Paula Hawkins Penerjemah            : Inggrid Nimpoeno Penerbit                 : Noura Books Tebal Buku             : 440  halaman Cetakan Pertama     : Agustus 2015 ISBN                     : 978- 602-0989-97-6 Harga                     : Rp.79.000,- Sumber Gambar     : goodreads Rachel menaiki kereta komuter yang sama setiap pagi. Di pinggiran London, keretanya akan berhenti di sebuah sinyal perlintasan, tepat di depan rumah nomor lima belas. Tempat sepasang suami istri menjalani kehidupan yang tampak bahagia, bahkan nyaris sempurna. Pemandangan ini mengingatkan Rachel pada kehidupannya sendiri yang sebelumnya sempurna. Pada suatu pagi, Rachel menyaksikan sesuatu yang mengejutkan. Hanya semenit sebelum kereta mulai bergerak, tapi itu pun sudah cukup. Kini pandangannya terhadap pasangan itu pun berubah. Waaah, akhirny

[CREATE IT] Racauan Tengah Malam

Sama Sekali Bukan Apa-Apa Tak terhitung berapa kali hari ini aku menghela napas berat. Sesak. Perasaan yang tak kusangka akan sesakit ini. Kadarnya nyaris setara seperti pengalaman tiga tahun lalu. Memang tak sama. Sembilu tiga tahun lalu mungkin jauh lebih pilu. Tapi, bukankah tak ada sembilu yang tak membuat linu? Ah, aku muak. Muak pada diri sendiri yang malah sekuat tenaga mendustai kenyataan. Seharusnya aku mundur teratur. Semenjak kepakkan sayap kupu-kupu mulai menggelitik hati ini. Kenapa tidak cepat-cepat aku mundur? Mundur teratur. Membiarkan kekontradiktifan ini mengendur hingga bahkan melebur. Dan yang terjadi kini? Setelah sejauh ini kubiarkan. Hati ini hancur lebur dihantam gulungan ombak yang berdebur.

[CREATE IT] Tak Terdefinisi

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Salahnya, kau dan aku  memberi makna yang berbeda pada sebentuk kekeliruan yang sama. Setidaknya, itu menurutku. Dan sekarang, harus bagaimana lagi? Haruskah kau dan aku meneruskan sesuatu yang sudah berjalan sekontradiktif ini? Atau mau lebih jauh lagi? Haruskah kau dan aku saling menjauh dan berusaha melupakan? Membiarkan segala hal mengendur dan lamat-lamat mundur dengan teratur? Begitu saja? Benar begitu? Jika memang, usah ditanya  Jangankan mengiyakan, sekadar membayangkan pun aku sungkan. Kau tahu? Tak akan ada sebutan ‘kita’, sebelum kau sudi mendefinisikan segalanya. Mendefinisikan kekeliruan ini. Mendefinisikan kau dan aku, terutama. Ralat. Mendefinisikanku.