Langsung ke konten utama

[BOOK REVIEW] Jodoh dan Pernak-Perniknya

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Judul
                            : Halaqah Cinta
Penulis
                         : @teladanrasul
Penerbit                      : QultumMedia
Tebal Buku                  : vi + 302 halaman
Cetakan Pertama
        : Februari 2014
Cetakan Kesebelas      : November 2015
ISBN                             : 978-979-017-280-7
Harga                          : Rp. 52.000,-
Sumber Gambar         : surgabuku.com


Pengen cepet ketemu jodoh?
6 hal penting dalam buku ini perlu kamu tahu.
·         7 manfaat menikah yang bisa membuatmu lebih bahagia dan sukses dunia-akhirat;
·         7 masalah yang membuat seseorang telat nikah plus solusinya;
·         8 aspek perbaikan diri biar cepet ketemu jodoh yang kamu inginkan;
·         7 hikmah saat berikhtiar mencari jodoh biar kamu nggak gampang putus asa dan tetep optimis;
·         9 rahasia yang memudahkanmu berjalan menuju gerbang pernikahan;
·         Tip-tip praktis menjemput jodoh sesuai anjuran Rasulullah, mulai dari menyucikan niat, meminta restu orangtua, melakukan ta’aruf sesuai syari’at, khitbah, akad, dan walimah.
Buku ini pas banget buat kamu yang masih ragu untuk menikah, yang dalam masa penantian, yang sedang mempertimbangkan lamaran, yang sedang mempersiapkan diri menuju pernikahan, dan yang sudah melangsungkan pernikahan.
Selamat membaca!






Waaah. Ini buku bagus :b
Sesuai judul dan blurbs pada backcover, buku ini memang sangat cocok dibaca oleh mereka yang sedang merisaukan satu hal. Jodoh. Atau bolehlah redaksi lain dengan makna yang menjurus ke arah serupa. Seperti pernikahan, suami, istri, pasangan. Atau apa lagi coba? Hehehe
Tapi-tapi-tapi. Meski sasaran buku ini adalah para jomblowan atau jomblowati yang memang sedang dipusingkan oleh masalah jodoh, buku ini nggak ada salahnya kok dibaca oleh semua kalangan. Mau yang udah nikah, baik itu pengantin baru atau udah nikah bertahun-tahun. Mungkin sembari menostalgiakan saat mereka pernah dirundung kegalauan serupa di masa lampau. Atau untuk kalian yang juga jomblowan dan jomblowati tapi masih jauuuh dari memikirkan masalah jodoh, apalagi pernikahan, bagus banget deh kalau kalian baca buku ini. Lumayan buat bekal ilmu. Hihihi :D
Dengan gaya bahasa yang ringan, diksi sederhana namun tetap kaya, serta lugasnya penuturan penulis, buku ini dikemas menjadi enam bab dengan masing-masing sub bab yang mengikutinya. Bab demi bab disusun berdasarkan pada tahapan kondisi yang memungkinkan dialami setiap orang di realita.
Dimulai dari pertanyaan akan pernikahan itu sendiri, apa sih keuntungan yang akan didapat dari pernikahan? Di bab ini dipaparkan poin-poin yang menjadi dasar diharuskannya suatu pernikahan.
Nah, kalau udah tahu banyak sekali kebaikan yang didatangkan pernikahan, tunggu apa lagi, kenapa nggak nikah sekarang aja? Bab ini benar-benar mematahkan beragam alasan yang kerap kali dikatakan oleh mereka yang menunda pernikahan x_x Salah satu pernyataan klasik yang dipatahkan di sini adalah menunda pernikahan karena ingin berbakti dulu sama orangtua. Bahkan berbakti pada orangtua pun tak dapat dijadikan alasan untuk menunda pernikahan, Masya Allah -_-
Bab ketiga ini nih yang paling aku suka, judulnya “Mau Yang Terbaik”. Kalau kita mau dapat jodoh yang baik, kita juga harus terlebih dahulu menjadi baik. Seperti dikatakan dalam surat An-Nur ayat 26. Yang membuat aku suka bagian ini adalah banyak sekali kiat-kiat yang bisa dicontoh dan dilakukan untuk memperbaiki diri. Memperbaiki diri sifatnya lebih general, kan? Semua orang memang harus senantiasa memperbaiki diri, memantaskan diri. Bukan hanya untuk menjemput jodoh yang baik, tapi karena memang sudah menjadi keniscayaan bagi setiap muslim untuk senantiasa berjalan ke arah yang lebih baik, kan? Hehehe. Makanya aku suka sekali part ini. Apalagi di setiap sub babnya dilengkapi tabel aksi yang bisa digunakan sebagai salah satu media reminder agar tidak lupa akan proyek perbaikan diri yang dijalani. Hihi
Kalau dalam sebuah novel, menurutku bagian ini adalah klimaksnya. Saat seseorang sudah sadar akan pentingnya pernikahan, sudah siap, bahkan sudah memperbaiki diri demi menjemput jodoh yang saleh atau saleha, tapi-tapi-taapiii, jodohnya tak kunjung datang *Cari Jodoh-nya wali tiba-tiba berbunyi. Eh :3*. Tenang saja. Insya Allah penjelasan di bab berjudul “Kalau Jodoh Tak Kunjung Datang” ini akan menutupi kegalauan yang menggelegak di dada. Beuh -_-
Bagian ini baru antiklimaks. Setelah dirisaukan dengan sang pendamping yang tak kunjung datang, di sini lah penyelesaiannya. Yang kemudian ditutup oleh happy ending pada bab ke enam di mana para adam dan hawa yang sebelumnya dibuat gundah oleh masalah hati yang tak kunjung menemukan pelabuhannya, akhirnya live happily ever after^^/
            Runutan pemaparan pada setiap babnya yang berpola umum-khusus, membuat buku ini menjadi terasa lebih general sebenarnya. Di mana, penulis tidak langsung menjejali pembaca dengan pembicaraan tentang jodoh, pendamping, pernikahan, deelel. Akan tetapi, pembaca terlebih dahulu dibawa agar memahami duduk permasalahannya untuk kemudian dilihat dari bermacam sisi yang berbeda. Dan akhirnya penulis mengerucutkan pembicaraan pada sesuatu yang menjadi topik utama.
            Buku ini semakin mudah dicercap karena sistematika bab demi babnya  seolah disesuaikan dengan fase demi fase yang besar kemungkinan sesuai dengan realita. Eh, tapi jangan sampe deh mengalami fase yang kelima. Siapa yang mau mengalami kegalauan karena jodoh tak kunjung datang? Hihi :p
            Keseluruham, pokoknya buku ini bagus dan recommended. Bukan hanya untuk yang sedang mempersiapkan diri untuk menjemput jodoh atau yang hendak menginjak jenjang pernikahan. Tapi untuk semuanya. Sebagai bekal ilmu. Hehehe

            Terakhir, aku kutip salah satu paragrag yang paling aku suka di sini.

Jodoh adalah rahasia Ilahi. Sebelum menikah kita tidak akan pernah tahu siapa jodoh kita. Karenanya, jangan terlalu fokus pada sosok yang kita nanti, tapi fokuslah pada diri sendiri. Fokuslah memperbaiki diri. Ini adalah rahasia mencari jodoh yang terbaik. Fokuslah ada perbaikan diri sendiri. Bukankah Allah sendiri yang menjanjikan, lelaki yang baik untukwanita yang baik, begitu pun sebaliknya?



            Akhirul kalam, mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

[TASK] Proposal Usaha (Kewirausahaan)

Ini tugas bikin proposal waktu kelas sebelas hihi :3 Gak tau bener gak tau nggak soalnya dulu gak sempet direview sama gurunya -,- Disusun oleh: Asti Nurhayati Sri Isdianti Kelas XI-AP4 SMK Negeri 1 Garut 2012-2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Nama dan Alamat Perusahaan Toko Buku   “27 RADAR” Jl.   Radar   No. 27 Garut B. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Usaha Ø     Penanggung jawab 1: Nama : Asti Nurhayati Nurjaman   TTL : Garut, 19 Agustus 1996   Ø      Penanggung jawab 2: Nama : Sri Isdianti TTL : Garut, 12 September 1996   C. Informasi Usaha          Usaha toko buku yang kami kelola ini berada di Jl.   Radar   No. 27, merupakan lokasi yang sangat strategis yang berada di pusat kota Garut ini, bisa dengan mudah dijangkau oleh kendaraan apapun. Juga terletak di antara banyaknya pusat perkantoran serta sekolah-sekolah sehingga menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi kami karena berdekatan dengan banyak

[BOOK REVIEW] Sejarah Ekonomi Dalam Islam

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Judul: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Penulis:DR. Euis Amalia, M.Ag Penerbit: Gramata Publishing Tebal Buku: xiv + 322 halaman ISBN: 978-602-96565-1-0 Harga: Rp. 69.000,- Sumber gambar: goodreads Ada kesenjangan epistemologi yang mengemuka lebar tatkala ingin menampilkan literatur sejarah pemikiran ekonomi. Nilai fairness dan transparansi seolah sulit untuk dibuka ketika dihadapkan pada siapa menemukan apa karena bermuara pada “otoritas klaim.” Fakta-fakta ironis menyebutkan bahwa seringkali hasil karya ilmuwan muslim kita diabaikan oleh sarjana barat, padahal mereka sendiri secara implisist mengakui banyak karyanya telah diilhami oleh  pemikir Islam atau karya mereka tidak pure lagi karena sebelumnya sudah diketemukan teori oleh sarjana muslim. Hanya bisa dihitung dengan jari penulis-penulis barat yang mengakui bahwa konsep-konsep atau teorinya berasal dari pemikir Islam. Secara simplistis saja,

[BOOK REVIEW] AYAH Tanpa Tapi

Surga juga ada di telapak kaki ayah – pada setiap langkah yang ia ambil untuk terus menyambung nafas dan menumbuhkanmu, ada surga. (Seribu Wajah Ayah – hlm. 16)             Ayah, salah satu bilah tervital dalam hidup yang dikatakan Rasulullah setelah penyebutan Ibu yang diulang sebanyak tiga kali.             Ibu, ibu, ibu, baru ayah .            Repetisi yang menomorempatkan ayah bukan berarti kita harus menomorsekiankan pula sosok itu dalam hidup. Tidak sama sekali.           Memang, kebanyakan figur ayah tidak sama dengan ibu. Jika ibu seakan tak pernah kehabisan agenda kata yang berlalu lalang di telinga kita, beda halnya dengan ayah yang bahkan seolah enggan untuk bersuara walau hanya sekecap. Pun, sering kali kita lebih nyaman bersandar di punggung ibu yang ekspresif dibanding harus bercengkrama dengan sosok ayah yang cenderung defensif.            Meski tidak menutup kemungkinan tidak semua ayah berkarakter begitu, tapi itu juga tak dapat dipungkiri, kan?