Langsung ke konten utama

[BOOK REVIEW] Joe, Mela, Sally





Judul: The Stardust Catcher
Penulis:
Suarcani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku:
184 halaman
ISBN: 978-
602-03-2644-3
Harga: Rp. 48.000,-

“Apa harapanmu tahun ini?”
Joe: Punya alternatif lain untuk berbahagia selain dengan mencari pasangan.
Mela: Mendapat tambahan umut setidaknya empat tahun lagi, yah.... biar bisa main remi lebih lama lagi sih.
Bermula dari secarik kertas dalam jaket di commuter line, Joe dan Mela bercengkerama lewat ask.fm. Selama setahun, hanya lewat media sosial itulah mereka berhubungan. Hingga Joe tertinggal rombongan saat liburan bersama teman-teman kuliahnya. Ia tersesat di Bali. Sendirian.
            Saat itulah Sally Cinnamon muncul dan mengaku sebagai peri yang akan mempertemukan Joe dengan jodohnya. Wait, peri jodoh? Yang benar saja?
            Ditemani Sally, Joe berusaha mencari rombongannya. Petualangan yang mempertemukannya dengan Mela, si spa therapist yang sekarat.
            Apakah Mela jodoh yang dimaksud Sally? Apakah Joe benar-benar tersesat dan bukannya sengaja menghilang karena protes akan perceraian orangtuanya?






Ini adalah novel kedua Suarcani. Teman surelku. Perkenalan dengannya berawal dari menyebar email. Saling menanyakan kabar naskah di salah satu penerbit yang masih tak jelas statusnya. Tak berselang lama, ternyata naskah milik Suarcani yang lain lolos Gramedia. Malah novelnya ini nyusul punyaku yang sudah mengendap lebih dulu.
Oke, prolog disudahi.
            Usungan tema peri menjadi pembeda novel ini dengan yang lain. Sally Cinnamon yang sangat menggemaskan dalam bayanganku. Berasal dari mitologi Nordik. Sangat menarik. Peri cahaya ini dituding sebagai pembawa sial oleh Joe, sebab, beberapa kejadian malang menimpa Joe setelah dirinya menjadi tak kasat mata di hadapan pemuda itu. Hantu yang bisa muntah xD
Seru! Kocak! Tubi-tubi kesialan yang menimpa Joe lebih sering membuatku tergelak dibanding menaruh simpati. Menurutku, di sinilah klimaksnya. Alur cerita yang menanjak dengan lembut kemudian meliuk-liuk dan naik turun tak terduga. Dimulai dari Joe yang tertinggal rombongan. Tersesat saat tak ada denyut kehidupan di gelapnya Bali. Sampai aksi penyelematan yang dilakukan Joe dengan cara membajak bus yang ditumpanginya. Benar-benar menggemaskan!
           Adegan heroik yang kemudian mempertemukan Joe dengan ‘jodohnya’. Mela. Tercapailah tujuan Sally si peri. Mempertemukan dua orang yang ‘berjodoh’. Joe dan Mella.
Lagi pula, dua orang yang berjodoh tidak selalu harus jadi kekasih. Cinta sangat universal, bukan? (hlm. 177)
Hadirnya Mella di chapter-chapter selanjutnya seakan menjadi peredam adegan-adegan suspense yang sebelumnya dihadapi Joe. Masalah-masalah yang dilalui Joe pun terselesaikan dengan cara yang mulus, cantik, dan mengesankan.
Aku sangat menikmati salah satu novel Young Adult ini. Banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang kudapat. Dari banyak kesialan Joe, yang pada akhirnya, dengan perlahan sanggup melepaskan hal yang telah lama berada dalam dekapan. Mella yang sekarat namun bisa bertahan sampai kemudian sampai di kebahagiaan. Tak lupa juga Sally si peri jodoh, yang berbesar hati beranjak meski hati merasa berat.
 “Sabar, Joe. Kehidupan memang begini. Beberapa orang memang memiliki jalan yang lurus. Nah, orang-orang terpilih seperti kita akan dihadapkan pada kondisi tertentu yang berbeda. Pada akhirnya ini akan membuat kita lebih kuat daripada yang lain.” (hlm. 169)
Belajar melepaskan saat hati mulai dibuai nyaman oleh perasaan memiliki.
Rasa memiliki itu ternyata menyesatkan, hanya membuai sejenak sebelum akhirnya menjelma sakit ketika kehilangan. (hlm. 123)

Pokoknya, novel ini rekomendid. Aku suka alur ceritanya. Menanjak dengan lembut kemudian meliuk-liuk dan naik turun tak terduga. Hingga akhirnya, kompleksnya permasalahan diselesaikan dengan mengesankan. Aku juga suka cara penulis bermain kata. Aku menemukan cukup banyak ungkapan-ungkapan yang dibentuk oleh permainan kata yang berbeda dan tak biasa.

Hem, apa lagi ya?


Terima kasih^^/




Komentar

  1. tenkyu reviewnya ya. seneng deh kalau disukai.

    btw, bekgron blogmu ngejreng banget. nyakitin amat atuh ihhh

    ttd
    suarcani

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama :D
      Udah kugantiii. Makasih sarannya. Tampilan sekarang gimana? Masih nyakitinkah? Hihi

      Hapus
  2. adem,.. sekaligus envy,. postingan'a sudah banyaak,. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[TASK] Proposal Usaha (Kewirausahaan)

Ini tugas bikin proposal waktu kelas sebelas hihi :3 Gak tau bener gak tau nggak soalnya dulu gak sempet direview sama gurunya -,- Disusun oleh: Asti Nurhayati Sri Isdianti Kelas XI-AP4 SMK Negeri 1 Garut 2012-2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Nama dan Alamat Perusahaan Toko Buku   “27 RADAR” Jl.   Radar   No. 27 Garut B. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Usaha Ø     Penanggung jawab 1: Nama : Asti Nurhayati Nurjaman   TTL : Garut, 19 Agustus 1996   Ø      Penanggung jawab 2: Nama : Sri Isdianti TTL : Garut, 12 September 1996   C. Informasi Usaha          Usaha toko buku yang kami kelola ini berada di Jl.   Radar   No. 27, merupakan lokasi yang sangat strategis yang berada di pusat kota Garut ini, bisa dengan mudah dijangkau oleh kendaraan apapun. Juga terletak di antara banyaknya pusat perkantoran serta sekolah-sekolah sehingga menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi kami karena berdekatan dengan banyak

[BOOK REVIEW] Sejarah Ekonomi Dalam Islam

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Judul: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Penulis:DR. Euis Amalia, M.Ag Penerbit: Gramata Publishing Tebal Buku: xiv + 322 halaman ISBN: 978-602-96565-1-0 Harga: Rp. 69.000,- Sumber gambar: goodreads Ada kesenjangan epistemologi yang mengemuka lebar tatkala ingin menampilkan literatur sejarah pemikiran ekonomi. Nilai fairness dan transparansi seolah sulit untuk dibuka ketika dihadapkan pada siapa menemukan apa karena bermuara pada “otoritas klaim.” Fakta-fakta ironis menyebutkan bahwa seringkali hasil karya ilmuwan muslim kita diabaikan oleh sarjana barat, padahal mereka sendiri secara implisist mengakui banyak karyanya telah diilhami oleh  pemikir Islam atau karya mereka tidak pure lagi karena sebelumnya sudah diketemukan teori oleh sarjana muslim. Hanya bisa dihitung dengan jari penulis-penulis barat yang mengakui bahwa konsep-konsep atau teorinya berasal dari pemikir Islam. Secara simplistis saja,

[BOOK REVIEW] AYAH Tanpa Tapi

Surga juga ada di telapak kaki ayah – pada setiap langkah yang ia ambil untuk terus menyambung nafas dan menumbuhkanmu, ada surga. (Seribu Wajah Ayah – hlm. 16)             Ayah, salah satu bilah tervital dalam hidup yang dikatakan Rasulullah setelah penyebutan Ibu yang diulang sebanyak tiga kali.             Ibu, ibu, ibu, baru ayah .            Repetisi yang menomorempatkan ayah bukan berarti kita harus menomorsekiankan pula sosok itu dalam hidup. Tidak sama sekali.           Memang, kebanyakan figur ayah tidak sama dengan ibu. Jika ibu seakan tak pernah kehabisan agenda kata yang berlalu lalang di telinga kita, beda halnya dengan ayah yang bahkan seolah enggan untuk bersuara walau hanya sekecap. Pun, sering kali kita lebih nyaman bersandar di punggung ibu yang ekspresif dibanding harus bercengkrama dengan sosok ayah yang cenderung defensif.            Meski tidak menutup kemungkinan tidak semua ayah berkarakter begitu, tapi itu juga tak dapat dipungkiri, kan?