بِسْــــــــــــــــــمِ
اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Aku Tahu
Kentara sekali.
Sungguh kentara.
Meski dengan keras kau menyembunyikannya,
aku dapat dengan jelas membacanya.
Membaca semuanya.
Benar-benar semuanya.
Mata yang kesepian. Aku tahu.
Di balik manik sipitmu itu, aku
dapat melihat lubang kerinduan yang sama denganku.
Kerinduan pada orang-orang
yang sama. Kerinduan pada kebersamaan –yang tak pernah disangka akan beranjak meninggalkan
kita.
Suara yang kesepian. Aku
tahu.
Di balik nada bicara yang kau
lontarkan sambil lalu, aku dapat merasakan kesakitan yang sama denganku. Kesakitan
karena banyak hal yang seakan berlomba-lomba untuk bertolak dari hadapan kita.
Aku tahu. Kita berkubang
dalam kerinduan dan kesakitan yang sama.
Meski kau tak pernah
mengutarakannya, begitu pula aku.
Namun aku tahu. Dan aku tahu,
kau pun tahu.
Akan kerinduan yang hari demi
hari menciptakan luka yang semakin menganga dalam hati kita. Akan kesakitan
yang selalu menjalarkan rasa sesak ke sekujur tubuh kita.
Aku tahu, untuk sekarang, di
dunia yang fana ini –kebersamaan itu tak mungkin kembali.
Namun sedikit pun harapan ini
tak pernah surut.
Harapan agar Tuhan mempertemukan
kami kembali nanti. Entah dimana. Dan bagaimana.
AstiNH~
Komentar
Posting Komentar