بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ
اارَّحِيم
Judul : Theodore Boone Kid Lawyer
Penulis : John Grisham
Penulis : John Grisham
Alih Bahasa : Monica Dwi Chresnayani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal
Buku : 272 halaman
Cetakan
Kedua : Oktober
2011
ISBN : 978-979-22-6229-2
Harga : Rp.42.000,-
Sumber Gambar : theblackinthebooks.blogspot.com
Sumber Gambar : theblackinthebooks.blogspot.com
Theo Boone, 13 tahun tahu banyak tentang hukum,
sebab kedua orangtuanya pengacara dan ia kenal baik dengan para hakim, polisi,
serta petugas pengadilan. Ia ingin menjadi pengacara hebat, beraksi dari satu ruang
sidang ke ruang sidang lain.
Dan sekarang Theo betul-betul berada di ruang
sidang. Karena tahu begitu banyak–mungkin terlalu banyak–ia terseret ke dalam persidangan kasus pembunuhan
yang sensasional.
Seorang pembunuh berdarah dingin mungkin akan
bebas, dan hanya Theo yang tahu fakta sebenarnya.
Novel ini membawaku berpetualang ke dunia
hukum. Bersama Theo. Anak tunggal dari pasangan pengacara yang sangat
profesional. Yang keduanya memiliki biro hukum sendiri bernama Boone.
Tak ayal, Theo sudah sangat akrab
dengan yang namanya persidangan, pengacara, hakim, hingga beragam kasus kejahatan.
Itu semua sudah menjadi kesehariannya semenjak usia delapan tahun. Oleh karena
itu, Theo menjadi murid andalan di kelas Pemerintahan. Padahal ia baru
menginjak kelas delapan. Kepandaiannya membuatnya secara tidak langsung menjadi
tempat konsultasi berbagai masalah hukum. Baik di kalangan teman-temannya,
bahkan gurunya sekali pun.
Adalah Julio, salah satu teman yang
juga mendatangi Theo untuk menanyakan solusi atas masalah besar yang menimpa
sepupunya. Masalah besar yang ternyata, jika dikuak akan menjadi fakta krusial
yang pasti mempengaruhi hasil persidangan atas kasus pembunuhan yang tengah
berlangsung saat itu. Kasus pembunuhan sensasional oleh seorang pembunuh
berdarah dingin. Fakta penting yang tersembunyi di balik persidangan ternyata
ada di tangan seorang anak berusia 13 tahun. Theodore Boone.
Di halaman-halaman awal, bacaan
langsung mengalir begitu saja. Tanpa ada kesulitan memahami diksi atau
penafsiran baik redaksi maupun konteks. Yang harus diacungi jempol di sini
berarti sang penerjemah yang telah menyuguhi pembaca dengan penafsiran dan penggunaan
kata-kata yang ringan sehingga sangat mudah dipahami.
Cerita dibuka dengan keseharian
keluarga Boone. Terutama si tunggal, Theo. Theo yang lebih suka menghadiri
persidangan kasus penting dibanding berada di sekolah. Theo yang suka membantu
memecahkan masalah yang dihadapi teman-temannya. Aku suka bagian-bagian ketika Theo
didatangi mereka dengan permasalahan yang beragam. Ada yang memang serius, ada
juga yang dirasa konyol tapi sebenarnya hal itu tak lepas dari proses hukum. Seperti
anjing yang sering kali kabur dari rumah sang majikan dan anjing itu harus mengikuti
pengadilan hewan. Hihi
Di sini aku jadi tahu bagaimana suatu
persidangan berlangsung. Karena memang sebagian besar isi novel ini berlatar
tempat serta waktu saat persidangan di gedung pengadilan. Sidang untuk
menuntaskan kasus dibunuhnya Mrs. Duffy dengan terdakwa yaitu suaminya sendiri,
Mr. Duffy.
Karena lagi-lagi, ini adalah semacam novel
pembunuhan dengan alur serupa. Istri dibunuh dan suami yang kemudian dituduh
sebagai tersangka. Yang membuatku tak bisa beranjak dari buku ini adalah saat Theo
dan Ike dengan gencarnya menyelidiki fakta tersembunyi yang didapat dari Julio
itu. Untuk menegakkan keadilan. Untuk menegakkan hukum. Aku juga suka sama
sosok Judge Guntry yang disegani banyak orang karena wibawanya yang tinggi. Di
sini aku melihat orang-orang yang gigih dan bersikeras untuk menegakkan hukum
yang adil seadil-adilnya.
Sosok Theo di sini mungkin memang
cenderung too good to be true, too perfect untuk anak seusia 13
tahun meski si penulis John Grisham mampu meramu lanjaran untuk banyak hal yang
melekat pada Theo dengan sangat apik. Namun meski begitu, aku tetap suka sama
Theo. Aku suka saat Theo memecahkan berbagai permasalah hukum. Juga suka penyelidikan
pembunuhan yang dilakukannya bersama sang paman, Ike. Ah, aku juga suka sekali si
Ike yang tampak nyentrik itu.
Yang menyebalkan dari novel ini
adalah, novel ini bersambung Masya Allah -_- Apa-apaan ini? John Grisham dengan
gampangnya menghanyutkanku ke dalam cerita. Tegang akan satu demi satu fakta
yang terkuak. Dan begitu sampai di puncak, semuanya berakhir begitu saja tanpa penyelesaian.
Masya Allah -_- Padahal aku udah penasaran banget, apakah Mr. Duffy bersalah? Jika
tidak bersalah, lelaki kaya itu sudah pasti akan segera dibebaskan. Namun jika
memang benar lelaki pecinta golf itu bersalah, bagaimana cara negara mengungkapkannya?
Sementara, sama sekali tidak ada bukti. No witness. Baik itu bukti
primer maupun bukti sekunder. Cieee aku jadi tahu juga macam-macam bukti dalam dunia hukum, nih
:3
Overall, menurutku novel ini sangat ringan meski sarat
dengan muatan hukumnya.
Komentar
Posting Komentar