Langsung ke konten utama

[BOOK REVIEW] Hijab yang Menginspirasi

source from google




Judul               : Hijupreneur
Penulis             : Diajeng Lestari
Penerbit           : QultumMedia
Terbit               : Cetakan pertama, Maret 2013
ISBN               : 979-017-248-7
Tebal buku      : 140 halaman
Harga              : Rp. 53.000




Sesungguhnya, Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (profesional atau ahli). Barangsiapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.
(HR. Ahmad)




Cover buku motivasi islami ini cantik sekali. So girly! Gambar dan ilustrasi yang menjadi bagian dari kontennya pun tak kalah menarik pula.
          Hijupreneur, terminologi yang merupakan turunan dari kata entrepreneur. Judul yang seakan memacu para kaum hawa agar tidak hanya taat dalam aspek relijiusitas, namun juga turut Up! Memiliki poin lebih pula pada aspek lain dalam hidup. Salah satunya adalah berani terjun ke ranah wirausaha. Berkarya tanpa seingsut pun mengabaikan hijab yang sejatinya adalah perintah Allah yang termaktub jelas dalam Surat Al-Ahzab ayat 59.
              Hijupreneur ini ditulis oleh seorang wirausaha muslimah bernama Diajeng Lestari. Ia adalah perintis HijUp.com. Adalah e-commerce Islamic fashion pertama di dunia. Situs yang menjadi katalisator brand-brand Islamic fashion di Indonesia.






       Buku yang terdiri dari lima bagian ini dibuka dengan cerita pengalaman penulis saat memutuskan untuk istiqamah berhijab. Di bab serupa pula, dengan judul Hijab: Dulu dan Sekarang ini dipaparkan perkembangan hijab di Indonesia. Mulai dari kerudung a la  istrinya Soekarno, Fatmawati (itu loh yang fotonya sering ditemui dalam buku-buku sejarah) yang hanya berupa sehelai kerudung, sampai beragam model hijab yang bertebaran hari ini. Itu menunjukkan dinamisnya tren hijab yang mengikuti perkembangan zaman. Inovasi dalam berhijab memang tak dilarang, asalkan tetap memperhatikan tiga rules ini loh: (1) Menutup dada; (2) Tidak membentuk tubuh; (3) Tidak transparan.
               Di bagian selanjutnya, Berhijab dan Berwirausaha, penulis yang memang sudah terlatih berwirausaha sejak kecil, menceritakan awal-mula ia merintis Hijup.com. Mulai dari memutuskan untuk keluar dari zona nyaman dengan keluar dari tempatnya bekerja. Mengambil risiko untuk turun ke ranah wirausaha yang penuh tantangan.
          Dipupuk keyakinan tanpa henti, HijUp.com yang semula hanya beroperasi di ruangan berukuran 3 x 3 meter, akhirnya bisa sebesar kini. Kejelian Diajeng Lestari dalam menganalisis besarnya potensi untuk mengembangkan Islamic fashion di Indonesia, menjadi nilai plus yang turut meroketkan HijUp.com ke kancah internasional. Pesatnya operasional HijUp.com juga didukung pemutakhiran teknologi yang tiada henti.  
              Selain menceritakan perjalanannya membesarkan HijUp.com, di buku ini juga dibagi tips-tips bermanfaat untuk para muslimah yang ingin menjejaki dunia wirausaha. Ada lima modal yang penulis share untuk para muslimah di sini, yaitu: (1) Honest; (2) Innovative; (3) Just Do It; (4) Unique; (5) Pray.
              Di penutup, ada banyak profil dari para muslimah yang juga sukses berwirausaha atau meniti karier tanpa menjadikan hijab sebagai soal. Ada tambahan tips-tips sukses juga dari mereka.

               Semoga menginspirasi!







Komentar

Postingan populer dari blog ini

[TASK] Proposal Usaha (Kewirausahaan)

Ini tugas bikin proposal waktu kelas sebelas hihi :3 Gak tau bener gak tau nggak soalnya dulu gak sempet direview sama gurunya -,- Disusun oleh: Asti Nurhayati Sri Isdianti Kelas XI-AP4 SMK Negeri 1 Garut 2012-2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Nama dan Alamat Perusahaan Toko Buku   “27 RADAR” Jl.   Radar   No. 27 Garut B. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Usaha Ø     Penanggung jawab 1: Nama : Asti Nurhayati Nurjaman   TTL : Garut, 19 Agustus 1996   Ø      Penanggung jawab 2: Nama : Sri Isdianti TTL : Garut, 12 September 1996   C. Informasi Usaha          Usaha toko buku yang kami kelola ini berada di Jl.   Radar   No. 27, merupakan lokasi yang sangat strategis yang berada di pusat kota Garut ini, bisa dengan mudah dijangkau oleh kendaraan apapun. Juga terletak di antara banyaknya pusat perkantoran serta sekolah-sekolah sehingga menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi kami karena berdekatan dengan banyak

[BOOK REVIEW] Sejarah Ekonomi Dalam Islam

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Judul: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Penulis:DR. Euis Amalia, M.Ag Penerbit: Gramata Publishing Tebal Buku: xiv + 322 halaman ISBN: 978-602-96565-1-0 Harga: Rp. 69.000,- Sumber gambar: goodreads Ada kesenjangan epistemologi yang mengemuka lebar tatkala ingin menampilkan literatur sejarah pemikiran ekonomi. Nilai fairness dan transparansi seolah sulit untuk dibuka ketika dihadapkan pada siapa menemukan apa karena bermuara pada “otoritas klaim.” Fakta-fakta ironis menyebutkan bahwa seringkali hasil karya ilmuwan muslim kita diabaikan oleh sarjana barat, padahal mereka sendiri secara implisist mengakui banyak karyanya telah diilhami oleh  pemikir Islam atau karya mereka tidak pure lagi karena sebelumnya sudah diketemukan teori oleh sarjana muslim. Hanya bisa dihitung dengan jari penulis-penulis barat yang mengakui bahwa konsep-konsep atau teorinya berasal dari pemikir Islam. Secara simplistis saja,

[BOOK REVIEW] AYAH Tanpa Tapi

Surga juga ada di telapak kaki ayah – pada setiap langkah yang ia ambil untuk terus menyambung nafas dan menumbuhkanmu, ada surga. (Seribu Wajah Ayah – hlm. 16)             Ayah, salah satu bilah tervital dalam hidup yang dikatakan Rasulullah setelah penyebutan Ibu yang diulang sebanyak tiga kali.             Ibu, ibu, ibu, baru ayah .            Repetisi yang menomorempatkan ayah bukan berarti kita harus menomorsekiankan pula sosok itu dalam hidup. Tidak sama sekali.           Memang, kebanyakan figur ayah tidak sama dengan ibu. Jika ibu seakan tak pernah kehabisan agenda kata yang berlalu lalang di telinga kita, beda halnya dengan ayah yang bahkan seolah enggan untuk bersuara walau hanya sekecap. Pun, sering kali kita lebih nyaman bersandar di punggung ibu yang ekspresif dibanding harus bercengkrama dengan sosok ayah yang cenderung defensif.            Meski tidak menutup kemungkinan tidak semua ayah berkarakter begitu, tapi itu juga tak dapat dipungkiri, kan?