Langsung ke konten utama

[CREATE IT] Puisi Keprosaan? Atau Prosa Kepuisian? Entahlah~

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Aku Tahu


Kentara sekali.
Sungguh kentara.
Meski dengan keras kau menyembunyikannya, aku dapat dengan jelas membacanya.
Membaca semuanya.
Benar-benar semuanya.

Mata yang kesepian. Aku tahu.
Di balik manik sipitmu itu, aku dapat melihat lubang kerinduan yang sama denganku.
Kerinduan pada orang-orang yang sama. Kerinduan pada kebersamaan –yang tak pernah disangka akan beranjak meninggalkan kita.

Suara yang kesepian. Aku tahu.
Di balik nada bicara yang kau lontarkan sambil lalu, aku dapat merasakan kesakitan yang sama denganku. Kesakitan karena banyak hal yang seakan berlomba-lomba untuk bertolak dari hadapan kita.

Aku tahu. Kita berkubang dalam kerinduan dan kesakitan yang sama.

Meski kau tak pernah mengutarakannya, begitu pula aku.
Namun aku tahu. Dan aku tahu, kau pun tahu.
Akan kerinduan yang hari demi hari menciptakan luka yang semakin menganga dalam hati kita. Akan kesakitan yang selalu menjalarkan rasa sesak ke sekujur tubuh kita.

Aku tahu, untuk sekarang, di dunia yang fana ini –kebersamaan itu tak mungkin kembali.
Namun sedikit pun harapan ini tak pernah surut.

Harapan agar Tuhan mempertemukan kami kembali nanti. Entah dimana. Dan bagaimana.





AstiNH~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[TASK] Proposal Usaha (Kewirausahaan)

Ini tugas bikin proposal waktu kelas sebelas hihi :3 Gak tau bener gak tau nggak soalnya dulu gak sempet direview sama gurunya -,- Disusun oleh: Asti Nurhayati Sri Isdianti Kelas XI-AP4 SMK Negeri 1 Garut 2012-2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Nama dan Alamat Perusahaan Toko Buku   “27 RADAR” Jl.   Radar   No. 27 Garut B. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Usaha Ø     Penanggung jawab 1: Nama : Asti Nurhayati Nurjaman   TTL : Garut, 19 Agustus 1996   Ø      Penanggung jawab 2: Nama : Sri Isdianti TTL : Garut, 12 September 1996   C. Informasi Usaha          Usaha toko buku yang kami kelola ini berada di Jl.   Radar   No. 27, merupakan lokasi yang sangat strategis yang berada di pusat kota Garut ini, bisa dengan mudah dijangkau oleh kendaraan apapun. Juga terletak di antara banyaknya pusat perkantoran serta sekolah-sekolah sehingga menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi kami karena berdekatan dengan banyak

[BOOK REVIEW] Sejarah Ekonomi Dalam Islam

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Judul: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Penulis:DR. Euis Amalia, M.Ag Penerbit: Gramata Publishing Tebal Buku: xiv + 322 halaman ISBN: 978-602-96565-1-0 Harga: Rp. 69.000,- Sumber gambar: goodreads Ada kesenjangan epistemologi yang mengemuka lebar tatkala ingin menampilkan literatur sejarah pemikiran ekonomi. Nilai fairness dan transparansi seolah sulit untuk dibuka ketika dihadapkan pada siapa menemukan apa karena bermuara pada “otoritas klaim.” Fakta-fakta ironis menyebutkan bahwa seringkali hasil karya ilmuwan muslim kita diabaikan oleh sarjana barat, padahal mereka sendiri secara implisist mengakui banyak karyanya telah diilhami oleh  pemikir Islam atau karya mereka tidak pure lagi karena sebelumnya sudah diketemukan teori oleh sarjana muslim. Hanya bisa dihitung dengan jari penulis-penulis barat yang mengakui bahwa konsep-konsep atau teorinya berasal dari pemikir Islam. Secara simplistis saja,

[BOOK REVIEW] AYAH Tanpa Tapi

Surga juga ada di telapak kaki ayah – pada setiap langkah yang ia ambil untuk terus menyambung nafas dan menumbuhkanmu, ada surga. (Seribu Wajah Ayah – hlm. 16)             Ayah, salah satu bilah tervital dalam hidup yang dikatakan Rasulullah setelah penyebutan Ibu yang diulang sebanyak tiga kali.             Ibu, ibu, ibu, baru ayah .            Repetisi yang menomorempatkan ayah bukan berarti kita harus menomorsekiankan pula sosok itu dalam hidup. Tidak sama sekali.           Memang, kebanyakan figur ayah tidak sama dengan ibu. Jika ibu seakan tak pernah kehabisan agenda kata yang berlalu lalang di telinga kita, beda halnya dengan ayah yang bahkan seolah enggan untuk bersuara walau hanya sekecap. Pun, sering kali kita lebih nyaman bersandar di punggung ibu yang ekspresif dibanding harus bercengkrama dengan sosok ayah yang cenderung defensif.            Meski tidak menutup kemungkinan tidak semua ayah berkarakter begitu, tapi itu juga tak dapat dipungkiri, kan?